![]() |
| Profil Indra Sjafri, Pelatih Berprestasi yang Kontraknya Diputus Setelah SEA Games 2025 (IG @indrasjafriofficial) |
Keputusan tersebut diambil setelah evaluasi menyeluruh terhadap performa Garuda Muda di SEA Games 2025, yang berakhir jauh dari target federasi maupun harapan publik. Namun di balik situasi terbaru itu, perjalanan panjang Indra dalam membina sepak bola Indonesia tetap menjadi bagian penting dari sejarah tim nasional. Indra, yang lahir di Painan, Sumatera Barat, pada 2 Februari 1963, bukanlah sosok baru dalam perkembangan sepak bola usia muda tanah air.
Ia mulai dikenal luas saat membawa Timnas U-19 menjuarai Piala AFF 2013, sebuah momen yang membangkitkan kembali optimisme terhadap regenerasi pemain nasional. Kesuksesan itu menandai era baru pembinaan, karena Indonesia saat itu mampu tampil dominan dengan permainan menyerang dan kolektivitas yang kuat.
Karier Indra berlanjut dengan sejumlah penugasan penting dari PSSI.
Ia sempat menjabat posisi strategis dalam bidang pembinaan, di antaranya Direktur Teknik, sebelum kembali turun menangani tim di lapangan.
Pada 2019, ia kembali mencatatkan prestasi dengan membawa Timnas U-22 menjuarai Piala AFF.
Dua tahun kemudian, kepercayaan terhadapnya semakin kuat saat ia mengantar Indonesia meraih medali emas SEA Games 2023.
Sebuah pencapaian yang menandai kembalinya kejayaan Garuda Muda di pentas Asia Tenggara.
Rekam jejak tersebut membuat PSSI kembali mempercayakan tim U-23 kepadanya untuk SEA Games 2025. Namun perjalanan Indonesia kali ini tidak sebaik sebelumnya.
Meski datang sebagai juara bertahan, Indonesia tersingkir di fase grup setelah hanya mampu menang atas Myanmar.
Kekalahan dari Filipina dan hasil lain yang tidak memihak membuat peluang ke semifinal tertutup.
Target federasi medali emas dan target minimal pemerintah medali perak gagal tercapai.
Usai turnamen, PSSI melakukan evaluasi komprehensif.
Ketua Badan Tim Nasional (BTN) PSSI, Sumardji, menyampaikan bahwa keputusan mengakhiri kontrak Indra dilakukan berdasarkan penilaian menyeluruh terhadap performa tim.
Ia menegaskan bahwa proses pemutusan kontrak berjalan profesional sesuai perjanjian yang berlaku. Keputusan tersebut sekaligus mengakhiri seluruh tugas Indra di struktur PSSI.
Reaksi publik pun bermunculan.
Banyak pihak mengingat kembali kontribusi besar Indra dalam melahirkan sejumlah pemain muda yang kini menjadi tulang punggung tim nasional senior.
Namun sebagian juga memahami bahwa federasi memiliki kewajiban menjaga standar kompetitif dan mengambil langkah tegas ketika target tidak tercapai.
Terlepas dari keputusan yang terjadi pada 2025 ini, jejak panjang Indra Sjafri tetap lekat dalam sejarah sepak bola Indonesia.
Ia merupakan salah satu pelatih yang konsisten membuka ruang bagi talenta muda untuk berkembang, baik di tingkat klub maupun tim nasional.
Gaya kepemimpinannya yang menekankan proses pembinaan membuat banyak pemain merasakan transformasi penting selama berada di bawah arahannya.
Kini, setelah kontraknya berakhir, arah baru Timnas U-23 berada di tangan PSSI.
Federasi disebut sedang menjajaki sejumlah nama, baik pelatih lokal maupun asing, untuk menatap agenda internasional mendatang.
Sementara itu, publik menunggu apakah Indra akan kembali ke dunia pembinaan atau mengambil langkah karier baru di luar struktur PSSI.
Di generasinya menjadikan Indra Sjafri tetap memiliki tempat tersendiri dalam dinamika sepak bola nasional.***
